Minggu, 17 Oktober 2010

5. Pelayanan Jasa Kebersihan Gedung / Kantor.

1. Pelayanan Jasa Kebersihan Gedung / Kantor.

1.1. Pelayanan Kontrak Pelayanan Jasa Kebersihan ( Contract Cleaning Program )

Yaitu pekerjaan kebersihan meliputi pemeliharaan dan perawatan Gedung / Kantor yang dikemas menjadi 1 ( satu ) paket dalam kontrak perjanjian untuk suatu periode, yang terdiri dari pekerjaan dengan jadual harian, mingguan, bulanan dan tahunan.

Disamping jenis pekerjaan, bahan kimia pembersih, peralatan kerja baik menual maupun machinal.

Dengan kata lain Manajemen Gedung memberi tanggung jawab sepenuhnya mengenai kebersihan yang meliputi pemeliharaan dan perawatan serta hygenitas Gedung kepada PT. DGU dan terikat dengan kontrak perjanjian kerja sama.

Dalam hal ini pihak Manajemen Gedung hanya bertindak sebagai pengawas pekerjaan.

Adapun lingkup pekerjaan kebersihan dan perawatan seluruh fasilitas Gedung / Kantor termasuk pekerjaan tenaga kerja sebagai Office Boy ( OB ) atay dapat fleksibel artinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan Manajemen gedung.

1.2 Program Kebersihan Proyek Khusus ( Special Project Program )

Yaitu pekerjaan yang dilakukan berdasarkan permintaan dari pihak Manajemen Gedung / Kantor, misalnya melakukan pekerjaan tertentu yang dapat dikategorikan sebagai “ Risk Job “

Pekerjaan ini bersifat satu kali kerja ( One Stop Project ) dan berkala ( Continues ).

Jenis pekerjaan ini adalah :

a. Pembersihan kaca exterior dan interior gedung yang tidak dapat dilakukan di luar kemampuan Manajemen Gedung.

b. Pembersihan, Pemolesan, dan Kristalisasi lantai atau dinding, terutama yang terbuat dari marmer, granite, batu pualam maupun kayu.

c. Pembersihan / Pencucian, menghilangkan noda-noda kotoran karpet lantai permanen, dengan menggunakan mesin ( Extractor machine ).

d. Pembersihan / Pencucian sofa.

1.3 Program Kebersihan Keseluruhan ( General Cleaning Program )

Yaitu pekerjaan terutama lebih diperuntukan kepada gedung-gedung yang baru selesai direnovasi atau gedung lama yang menginginkan kebersihan secara menyeluruh.

Pekerjaan ini meliputi untuk seluruh fasilitas gedung yang ada, baik berupa lantai ( semua tipe ), karpet, kaca, furniture, sofa, AC grill, dinding, toilet dan fasilitas gedung lainnya.

Pekerjaan ini dilaksanakan 1 ( satu ) kali dan periodic, misalnya 6 ( enam ) bulan sekali.

Pekerjaan ini bertujuan untuk mengembalikan dan meningkatkan kualitas kebersihan dan hyginitas.

http://dgu.co.id/id/content/46

4. Pelayanan Jasa Pertamanan ( Landscaping )

Pelayanan Jasa ini meliputi membersihkan, pemelihara dan merawat tanaman dan pertamanan yang telah ada serta membangun pertamanan dengan penyediaan tanaman yang indah dan serasi baik untuk exterior maupun interior gedung.

Tujuan Pelayanan ini untuk dapat menciptakan lingkungan pada Gedung / Kantor yang asri dan indah sehingga menimbulkan kesan yang berwibawa bagi Manajemen Gedung / Kantor.

Dalam lingkup pekerjaan ini kami memberikan jadwal kerja sebagai berikut :

a. Jadual penyapuan dan penggemburan tanah.

b. Jadual penyiraman tanaman dan penyiangan.

c. Jadual pemotongan / perpihan tanaman serta pencabutan rumput / tanaman liar.

d. Jadual pemupukan tanaman dan pergantian tanaman yang mati baik yang ada di dalam maupun di luar Gedung / Kantor

http://cyclo.indonetwork.or.id/2125606/pelayanan-jasa-pertamanan.htm

3. Hasil Dari Pelayanan Salon

rambut Anda adalah aksesori terbaik, ketika tampak luar biasa, jadi jangan Anda. Your hair is your best accessory, when it looks amazing, so do you. Redken salon haircolor profesional menawarkan beragam pilihan dan disesuaikan untuk memberikan tampilan yang Anda inginkan. Redken salon professional haircolor offers you versatile and customized options to deliver the look you desire. Hanya penata Redken dapat membuat tampilan menakjubkan kustom hanya untuk Anda. Only a Redken stylist can create a custom amazing look just for you. Jika Anda ingin warna menakjubkan dengan kedalaman, dimensi, bersinar dan gaya, gunakan Salon Finder untuk menemukan colorist Redken. If you want amazing color with depth, dimension, shine and style, use our Salon Finder to find a Redken colorist.

Pelajari lebih lanjut tentang haircolor Redken>> Learn more about Redken haircolor >>
Untuk menemukan sebuah salon Redken kunjungan kami Salon Finder . To find a Redken salon visit our Salon Finder .


perawatan Intense resmi Redken Kimia adalah layanan di-salon yang mengkustomisasi Stylist Anda untuk rambut kebutuhan Anda. Intense treatments formally Redken Chemistry is an in-salon service that your Stylist customizes for your hair needs. Sebuah Redken Kimia di-salon perawatan dapat membantu memperbaiki rambut tertekan. A Redken Chemistry in-salon treatment can help repair distressed hair. Stylist Anda dapat menyesuaikan pengobatan untuk Anda yang dapat meningkatkan rambut Anda dalam beberapa cara ... meningkatkan kekuatan rambut Anda, kimia perbaikan atau kerusakan mekanis (seperti dari pengering tiup atau seterika), membuat rambut kering keriting rambut yang lembut lagi atau sulit diatur, lebih halus. Your Stylist can customize a treatment for you that can improve your hair in several ways… increase the strength of your hair, repair chemical or mechanical damage (like from blow dryers or flat irons), make dry hair soft again or unruly, frizzy hair more smooth.

Pelajari lebih lanjut tentang Perlakuan Redken> Intense> Learn more about Redken Intense Treatmens >>
Untuk mengunjungi sebuah salon yang menawarkan perawatan yang intens, gunakan Salon Finder . To visit a salon that offers Intense treatments, use our Salon Finder .

Ingin menambah atau mengurangi ikal dan gelombang? Want to add or reduce curls and waves? Tanyakan stylist Redken tentang produk profesional kami texturizing. Ask your Redken stylist about our professional texturizing products. Sebuah Stylist Redken dapat membantu Anda mencapai tren terbaru dalam gaya rambut, gelombang produktif seksi! A Redken Stylist can help you achieve the latest trend in hairstyles, sexy voluminous waves!

Pelajari lebih lanjut tentang Redken Tekstur Learn more about Redken Texture
Untuk menemukan sebuah salon Redken kunjungan kami Salon Finder . To find a Redken salon visit our Salon Finder .

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&tl=id&u=http%3A%2F%2Fwww.redken.com%2Fproducts%2Fsalon-services&anno=2

2. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN

Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi kedokteran serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, kesadaran tentang pentingnya kesehatan dalam masyarakat semakin meningkat pula. Hal ini mengakibatkan kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas menjadi salah satu kebutuhan dasar, dimana pelayanan jasa kesehatan yang berkualitas sangat diharapkan oleh masyarakat.

Pemerintah telah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dengan mendirikan beberapa rumah sakit dan puskesmas di seluruh wilayah Indonesia. Namun, sampai saat ini usaha pemerintah tersebut masih belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Banyak anggota masyarakat yang mengeluh dan merasa tidak puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit pemerintah ataupun puskesmas.

Dengan makin banyaknya rumah sakit yang tersebar diseluruh Jombang dan sekitarnya, maka dapat dipastikan ketatnya persaingan diantara rumah sakit untuk merebut konsumen akan terjadi. Tentunya konsumen akan dihadapkan pada banyak pilihan atau alternatif yang ada. Oleh karena itu setiap rumah sakit perlu mengetahui bagaimana mengolah dan mengembangkan kualitas layanannya agar menjadi lebih baik. Salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang, yang berlokasi Jl. KH. Wahid Hasyim No. 52 Jombang Jawa Timur yang menyediakan berbagai macam bentuk pelayanan, dan fasilitas, namun hal itu belum cukup memberikan hasil, karena dalam kurun tiga tahun terakhir jumlah pasien rawat inap di RSUD Jombang menurun serta adanya komplain dari pasien tentang pelayanan yang ada. Pasien tersebut komplain karena ketersediaan obat yang disediakan olah pihak rumah sakit kurang begitu lengkap, sehingga pihak pasien harus membeli obat dari luar terlebih dahulu. Hal ini bisa disebabkan karena rumah sakit ini kurang memperhatikan aspek pelayanannya. Bila aspek itu dilupakan, maka RSUD Jombang bisa kehilangan pelanggan lama dan dijauhi calon pelanggan.

Keluhan-keluhan pasien belum dapat dijadikan ukuran untuk melakukan perbaikan. Pihak rumah sakit harus mengetahui terlebih dahulu secara pasti keinginan dan kebutuhan serta sejauhmana kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit selama ini, sehingga dapat diketahui dengan pasti faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya penurunan pasien. Hal ini untuk menghindari kekeliruan dalam melakukan perbaikan akibat adanya perbedaan persepsi antara pihak rumah sakit dan pasien. Keinginan pasien belum tentu sama dengan apa yang dimaksud dan dipahami oleh pihak rumah sakit. Informasi dari pasien tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas jasa / pelayanan dengan menentukan prioritas perbaikan / peningkatan kualitas jasa yang semestinya didahulukan.

Penentuan prioritas perbaikan / peningkatan kualitas jasa diperlukan agar sumber daya dapat dialokasikan dengan baik, sehingga tidak membuang sumber daya untuk melakukan sesuatu yang tidak memberikan keuntungan bagi rumah sakit.

Berawal dari kondisi tersebut di atas, maka perlu diadakan suatu penelitian tingkat kepuasan pasien pengguna jasa pelayanan Instalasi Rawat Inap (IRNA) terhadap kualitas jasa yang diberikan, sehingga tidak timbul suatu gap antara keinginan dan harapan suatu pasien terhadap kualitas layanan yang diterimanya. Adapun pendekatan atau metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode service Quality (Servqual) yang diintegrasikan dengan metode Fuzzy (Triangular Fuzzy Number), sehingga diperoleh hasil yang lebih mampu mengakomodasikan ketidakpastian dan ketidaktepatan dari penilaian sesorang yang bersifat kualitatif / subjektif.

http://www.pustakaskripsi.com/peningkatan-kualitas-pelayanan-jasa-kesehatan-di-instalasi-rawat-inap-dengan-menggunakan-metode-servqual-%E2%80%93-fuzzy-studi-di-rumah-sakit-umum-daerah-rsud-jombang-844.html

1. Definisi Kualitas Pelayanan Jasa

Pada saat berbicara mengenai kualitas pelayanan, maka salah satu konsep yang harus dipahami bersama adalah : apakah yang dimaksud dengan pelayanan atau jasa ? serta bagaimana kaitannya antara pelayanan itu sendiri dengan pemasaran. Dalam pemasaran, produk mempunyai arti yang luas, yaitu suatu kesatuan yang ditawarkan pada pasar baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Produk yang berwujud biasa disebut barang (goods) dan produk yang tidak berwujud biasa disebut jasa (service). Seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Armstrong (1993:494) jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Sementara itu Robert D. Reid (1989:29) memberikan penjelasan mengenai jasa adalah sesuatau yang tidak berwujud, tidak seperti produk yang berwujud Jasa bukan barang fisik, tetapi sesuatu yang menghadirkan kegiatan atau perbuatan. Kehadirannya ini umumnya dilakukan atas dasar personal sering berhadap-hadapan langsung antara individu. Christian Gonroos (1990:27) mencoba memadukan pengertian jasa sebagai aktivitas dari suatu hakikat yang tidak berwujud yang berinteraksi antara konsumen dan pemberi jasa dan/sumber daya fisik atau barang dan/ system yang memberikan jasa, yang memberikan solusi bagi masalah-masalah konsumen.



Karakteristik Jasa



Dari pengertian tentang jasa, dapat dikatakan bahwa jasa, mempunyai beberapa karkteristik. Menurut Philip Kotler (1994:466), ada empat karekteristik utama jasa yang berpengaruh besar pada perencanaan program pemasaran yaitu :



1. Intangibility (tidak berwujud)



Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bila barang merupakan suatu objek, alat, material, atau benda; maka jasa justru merupakan perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha.



2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)



Kegiatan jasa tidak dapat dipisahkan dari pemberi jasa, baik perorangan ataupun organisasi serta perangkat mesin/teknologi.



3. Variability (berubah-ubah/aneka ragam)



Bahwa kualitas jasa yang diberikan oleh manusia dan mesin/peralatan berbedabeda, tergantung pada siapa yang memberi, bagaimana, memberikannya, serta waktu dan tempat jasa tersebut diberikan.



4. Perishability (tidak tahan lama)



Bahwa jasa tidak bisa disimpan untuk kemudian dijual atau digunakan, sehingga pada dasarnya jasa langsung dikonsumsi pada saat diberi. Daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi masalah jika permintaan selalu ada dan mantap karena menghasilkan jasa di muka dengan mudah. Bila permintaan turun, maka masalah yang sulit akan segera muncul. Sementara itu Lovelock (1984:30) menyatakan bahwa jasa mempunyai tiga karakteristik utama :



1. More intangible than tangible (cenderung tidak berwujud)



Jasa merupakan perbuatan, penampilan, atau suatu usaha sehingga bila konsumen membeli jasa maka umumnya jasa tersebut tidak berwujud, tetapi bila konsumen membeli suatu barang maka pada umumnya barang tersebut berwujud sehingga dapat dipakai atau ditempatkan disuatu tempat.

2. Simultaneous production and consumption (produksi dan konsumsi serentak)



Jasa diproduksi dan dikonsumsi dalam waktu yang sama artinya penghasil jasa hadir secara fisik pada saat konsumsi berlangsung.



3. Less standardized and uniform (kurang terstandarisasi dan seragam)



Industri jasa cenderung dibedakan berdasarkan orang (people based) dan peralatan (equipment based). Hasil jasa orang kurang memiliki standarisasi dibandingkan dengan hasil jasa yang menggunakan peralatan. Dengan karakteristik jasa seperti diatas maka bagi konsumen akan menimbulkan kesulitan yang lebih besar dalam mengevaluasi kualitas jasa (service quality) dibanding kualitas barang (good quality). Bagaimana konsumen mengevaluasi investasi jasa /pelayanan yang ditawarkan lebih rumit dan beragam dari pada mereka mengevaluasi penggunaan bahan/material. Konsumen tidak mengevaluasi kualitas jasa hanya pada hasilnya saja, tetapi juga mempertimbangkan penyampaiannya. Misalnya orang yang makan disebuah rumah makan tidak hanya menilai enaknya makanan yang tersedia, tetapi juga akan menilai bagaimana pelayanan yang diberikan, kermahan para pelayannya dan juga kecepatan dalam memberikan pelayanan, dan lainnya. Dan juga kriteria yang digunakan konsumen dalam mengevaluasi kualitas jasa/pelayanan menjadi lebih sulit bagi pemasar (marketer) untuk memahami. Dari beberapa pengalaman menunjukan bahwa atas pemberian suatu kualitas jasa/pelayanan tertentu akan menimbulkan penilaian yang berbeda dari setiap konsumen, karena tergantung dari bagaimana konsumen mengharapkan kualitas jasa/pelayanan tersebut. Sehingga kualitas jasa/pelayanan yang diterima konsumen (perceived service quality) diartikan oleh Valerie A. Zeithmal, dkk (1990:19) sebagai perbedaan antara harapan atau keinginan konsumen (expected service) dengan persepsi mereka (perceived service). Hubungan antara expected service dengan

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa dalam menganalisis kualitas pelayanan, terdapat lima titik yang berpotensi untuk memunculkan adanya kesenjangan (gap), yaitu :



• Customer Gap : Kesenjangan antara kualitas pelayanan yang diharapkan dengan yang dirasakan konsumen.



• Gap 1 : Kemampuan penyedia jasa dalam memahami kualitas pelayanan yang diharapkan konsumen.

• Gap 2 : Kemampuan penyedia jasa dalam merancang bentuk dan standard pelayanan

• Gap 3 : Kemampuan penyedia jasa dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.

• Gap 4 : Kesesuaian pelayanan dengan yang dijanjikan.



Dengan melakukan analisis dan melakukan perbaikan-perbaikan pada area dimana masih terdapat kesenjangan maka kualitas pelayanan dapat ditingkatkan sehingga akhirnya jal ini tercermin dari kepuasan konsumen. Hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen dapat dilihat pada gambar 2 berikut :

Dimensi Kualitas Jasa



Melalui serangkaian penelitian terhadap berbagai macam industri jasa Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1985) berhasil mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok kualitas jasa :



1. Reliabilitas, meliputi dua aspek utama, yaitu kosistensi kinerja (performance) dan sifat dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan mampu menyampaikan jasanya secara benar sejak awal (right from the first time), memenuhi janjinya secara akurat dan andal (misalnya, menyampaikan jasa sesuai dengan janji yang disepakati), menyampaikan data (record) secara tepat, dan mengirimkan tagihan yang akurat.



2. Responssivitas atau daya tanggap, yaitu kesediaan dan kesiapan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan menyampaikan jasa secara cepat. Beberapa contoh diantaranya : ketepatan waktu pelayanan, pengiriman slip transaksi secepatnya, kecepatan menghubungi kembali pelanggan, dan penyampaian layanan secara cepat.



3. Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat menyampaikan jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Termasuk didalamnya adalah pengetahuan dan keterampilan karyawan kontak, pengetahuan dan keterampilan personil dukungan operasional, dan kapabilitas riset organisasi.



4. Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui (approachability) dan kemudahan kontak. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa mudah dijangkau, waktu mengantri atau menunggu tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi (contohnya, telepon, surat, email, fax, dan seterusnya), dan jam operasi nyaman.



5. Kesopanan (courtesy), meliputi sikap santun, respek, atensi, dan keramahan para karyawan kontak (seperti resepsionis, operator telepon, bell person, teller bank, kasir, dan lain-lain).



6. Komunikasi, artinya menyampaiakan informasi kepada pelanggan dalam bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Termasuk didalamnya adalah penjelasan mengenai jasa/layanan yang ditawarkan, biaya jasa, trade off antara jasa dan biaya, serta proses penanganan masalah potensial yang mungkin timbul.



7. Kredibilitas, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencangkup nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakter pribadi karyawan kontak, dan interaksi dengan pelanggan (hard selling versus soft selling approach).



8. Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. Termasuk didalamnya adalah keamanan secara fisik (physical safety), keamanan financial (financial security), privasi, dan kerahasiaan (confidentiality).



9. Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan mengenal pelanggan regular.



10. Bukti fisik (tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan bahan-bahan komunikasi perusahaan (seperti kartu bisnis, kop surat, dan lain-lain). Dalam riset selanjutnya Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1988) menemukan adanya overlapping diantara beberapa dimensi diatas. Oleh sebab itu, mereka menyederhanakan sepuluh dimensi tersebut menjadi lima dimensi pokok. Kompetensi, kesopanan, kredibilitas, dan keamanan disatukan menjadi jaminan (assurance). Sedangkan akses, komunikasi, dan kemampuan memahami pelanggan diintregasikan menjadi empati (empathy). Dengan demikian, terdapat lima dimensi utama yang disusun sesuai dengan urutan tingkat kepentingan relatifnya, yaitu :



1. Reliabilitas (rebility), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.



2. Daya tanggap (responssiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespons permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.



3. Jaminan (assurance), yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bias menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.



4. Empati (empathy), berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.



5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.





Prinsip-Prinsip Kualitas Jasa



Dalam rangka menciptakan gaya manajemen dan lingkungan yang kondusif bagi organisasi jasa untuk menyempurnakan kualitas, organisasi bersangkutan harus mampu mengimplementasikan enam prinsip utama yang berlaku bagi perusahaan manufaktur maupun organisasi jasa. Keenam prinsip ini sangat bermanfaat dalam membentuk mempertahankan lingkungan yang tepat untuk melaksanakan penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan dengan didukung oleh para pemasok, karyawan, dan pelanggan. Keenam prinsip tersebut terdiri atas (Wolkins, dikutip dalam Scheuing & Christopher, 1993):



1. Kepemimpinan



Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen dari manajemen puncak. Manajemen puncak harus memimpin dan mengarahkan organisasinya dalam upaya peningkatan kinerja kualitas. Tanpa adanya kepemimpinan dari manajemen puncak, usaha peningkatan kualitas hanya akan berdampak kecil.



2. Pendidikan



Semua karyawan perusahaan, mulai dari manajer puncak sampai karyawan operasional, wajib mendapatkan pendidikan mengenai kualitas. Aspek-aspek yang perlu mendapatkan penekanan dalam pendidikan tersebut antara lain konsep kualitas sebagai strategi bisnis, alat dan teknik implementasi strategi kualitas, dan peranan eksekutif dalam implementasi strategi kualitas.



3. Perencanaan strategik



Proses perencanaan strategik harus mencakup pengukuran dan tujuan kualitas yang digunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk mencapai visi dan misinya.



4. Review



Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif bagi manajemen untuk mengubah perilaku organisasi. Proses ini menggambarkan mekanisme yang menjamin adanya perhatian terus-menerus terhadap upaya mewujudkan sasaransasaran kualitas.



5. Komunikasi



Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses komunikasi organisasi, baik dengan karyawan, pelanggan, maupun stakeholder lainnya.



6. Total Human Reward



Reward dan recognition merupakan aspek krusial dalam implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan berprestasi perlu diberi imbalan dan prestasinya harus diakui. Dengan cara seperti ini, motivasi, semangat kerja, rasa bangga dan rasa memiliki (sense of belonging) setiap anggota organisasi dapat meningkat, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan produktifitas dan profitabilitas bagi perusahaan, serta kepuasan dan loyalitas pelanggan.



Strategi Pemasaran Perusahaan Jasa



Tiga tipe pemasaran jasa, yaitu :



1. Pemasaran Eksternal



Strategi pemasaran eksternal ini dikenal dengan 7 P (product, price, place, promotion, process, personil, and physical facility)



2. Pemasaran Internal



Untuk pemasaran jasa tidak cukup hanya dengan pemasaran eksternal (7 P) tetapi harus diikuti pula dengan peningkatan kualitas atau keterampilan para personil yang ada dalam perusahaan. Selain itu juga harus ada kekompakan atau suatu tim yang tangguh dari personil yang ada dalam perusahaan tersebut, khususnya dalam menghadapi para pelanggan sehingga membawa kesan tersendiri yang meyakinkan pelanggan.



3. Pemasaran Interaktif (Interaktif Marketing)



Kepuasan konsumen tidak hanya terletak pada mutu jasa, misalnya, restorannya yang megah dan makanannya yang bergizi. Tetapi, juga harus dipadukan dengan melakukan service quality improvement supaya peningkatan pelayanan benar-benar meyakinkan. Secara visual ketiga strategi pemasaran jasa diatas dapat digambarkan sebagai berikut :

Secara ringkas dapatlah disimpulkan bahwa pengelolaan jasa dapat disimpulkan bahwa pengelolaan jasa menghadapi tugas-tugas pokok, yaitu :



1. Meningkatkan Differensiasi Kompetitif Mereka (Increasing Their Competitive Differntiation)



Di dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam, perusahaan dapat menciptakan inovatif dan citra yang berbeda dibandingkan dengan pesaingnya. Penciptaan inovatif ini harus dikembangkan sesuai dengan keinginan konsumen dan secara agresif harus lebih dahulu dari pesaing dan bukan meniru pesaing.



2. Meningkatkan Mutu Jasa



Kunci keberhasilan dalam pemasaran jasa adalah memenuhi atau melebihi pengharapan konsumen sasaran mengenai mutu jasa. Pengharapan konsumen tersebut suatu citra di mata konsumen, sehingga menjadi buah pembicaraan rekan-rekan konsumen lainnya. Pelayanan yang memuaskan merupakan salah satu bentuk pengharapan konsumen tersebut.



Ada 10 faktor dalam service quality, yaitu :



• Kesiapan sarana jasa (access)

• Komunikasi harus baik (communication)

• Karyawan yang terampil (competence)

• Hubungan baik dengan konsumen (courtesy)

• Perusahaan dan karyawan harus berorientasi pada konsumen (credibility)

• Harus konsisten dan cermat (responsiveness)

• Cepat tanggap (responsiveness)

• Keamanan konsumen terjaga (security)

• Harus bisa dilihat (tangibles)

• Memahami keinginan konsumen (understanding knowing the costumer)



3. Meningkatkan produktifitas



Ada enam pendekatan untuk meningkatkan produktivitas, yaitu :



• Bekerja keras dengan keterampilan yang tinggi

• Meningkatkan kuantitas

• Menindustrikan jasa, maksudnya lebih memperluas aktivitas bisnis jasa tersebut dengan menggunakan peralatan yang lebih canggih.

• Memodernisasi peralatan jasa yang dibutuhkan

• Merancang jasa yang lebih efektif

• Produktifitas tinggi tanpa mengurangi mutu

• Memberikan insentif pada pelanggan


http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25%3Aindustri&id=591%3Adefinisi-kualitas-pelayanan-jasa&option=com_content&Itemid=15

5. Proses Produksi Gula

Tebu adalah bahan baku utama untuk proses produksi di pabrik gula yang akan menghasilkan produk utama yaitu Gula Kristal Putih (GKP) dan tetes. Disamping itu proses pengolahan tebu ini juga memproduksi ampas tebu, selain itu juga menghasilkan limbah yang bisa dimanfaatkan seperti blotong, abu boiler dan lain-lain.

Parameter yang digunakan untuk menunjukkan mutu gula antara lain : NIlai Remisi Direduksi (NRD), Warna Icumsa (IU), Besar Jenis Butir (BJB), Kadar Air dan Pol pada suhu 20o C. Sedangkan faktor yang menentukan mutu gula adalah kondisi dan mutu tebu yang akan diolah.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi biaya pengolahan tebu, diantaranya adalah :
a. Kapasitas giling yang sesuai dengan design capacity, sehingga jumlah hari giling sesuai dengan rencana.
b. Kehilangan gula selama proses pengolahan baik secara chemis, mekanis maupun kehilangan tak diketahui seperti pada ampas, blotong dan tetes.
c. Biaya penggunaan utilitas seperti uap air, listrik, air dan udara bertekanan harus sesuai kebutuhan
d. Tingkat kerusakan peralatan yang berpengaruh pada biaya pemeliharaan disamping hal tersebut juga berimbas pada proses pembuatan gula pasir
Pabrik gula di lingkungan PT PG Rajawali I menggunakan sistem proses sulfitasi untuk mengolah gula. Secara umum proses produksi di pabrik gula dibagi menjadi :
1. Emplasement
2. Stasiun Ketel (Boiler)
3. Stasiun Listrik / Sentral
4. Stasiun Gilingan
5. Stasiun Pemurnian
6. Stasiun Penguapan
7. Stasiun Masakan
8. Stasiun Puteran
9. Stasiun Penyelesaian dan Pengemasan
10. Unit Pengolah Limbah (UPL)
Masing-masing stasiun atau unit ini mempunyai fungsi dan tugas tersendiri, namun tetap merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan sehingga harus dipahami berbagai aspek operasionalnya, termasuk pengendalian dan pengawasan prosesnya.

4. Proses Pembuatan Karet Sintetik

Polymerization
Polymerisasi ialah merupakan proses awal dari pembuatan karet sintetik, pada tahap ini ada tiga motode yang digunakan yaitu emulsion, microemulsion, and suspension polymerization. Proses ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar sekelas Du Pont, Dow, GE, Ausimont, Daikin and Dyneon.

Isolation
Pada tahap ini, backbone polymers diisolasi, dikeringkan, dan dibersihkan. Setelah tahap ini, maka polimer tersebut sudah siap untuk diolah oleh compounder.

Compounding (mixing)
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam menentukan sifat2 tambahan dari suatu polimer/karet. Karena pada tahap inilah compounder meracik resepnya untuk menghasilkan bahan baku yang sesuai keinginannya/pesanan. Pengalaman dan pengetahuan compounder pada tahap ini sangat krusial untuk menghasilkan material yang berkualitas.

Extrusion/Forming/Premolding
Setelah selesai di mixing, maka material yang masih berbentuk lembaran dibentuk lagi menyerupai produk akhir supaya dapat dengan mudah diproses pada molding nantinya. misalnya untuk O-Ring, material tersebut dibentuk menyerupai kabel panjang.

Molding
Proses inilah yang menentukan akan berbentuk seperti apakah produk akhir. dengan kombinasi panas dan tekanan yang sesuai, maka akan didapat produk akhir yang sempurna.

Flash Removal
Setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih terdapat sisa-sisa material yang menempel, pada tahap ini sisa-sisa tersebut dipisahkan sehingga didapat produk akhir yang sesusai dengan cetakan.

Post Curing
Terkadang pada tahap molding tidak semua proses kimia dapat terjadi dengan sempurna, sehingga untuk menghabiskan sisa-sisanya dilakukan proses curing.

Finishing & Inspection
Setelah selesai diproses, maka produk akhir hendaknya dibersihkan dan dilakukan pengetesan apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak.

Cleaning
Semua proses telah selesai dan produk akhir yang didapat telah sempurna, maka produk tersebut dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang mungkin menempel pada proses produksi sebelumnya.

Packaging
Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk dikirim/disimpan. sebaiknya dimasukan kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan luar.

Semua proses diatas ialah teoritis, yang mana pada saat dilapangan seringkali prakteknya tidak sesederhana demikian.

http://www.sumantry.com/artikel/3-pengetahuan-dasar/65-proses-pembuatan-karet-sintetik

3. PROSES PRODUKSI YAKULT

Bagaimanakan Yakult dibuat?
1. Tangki pelarutan

Bahan-bahan utama yaitu susu bubuk skim dan glukosa dicampur dengan air dan ditampung dalam tangki pelarutan.

2. Tangki pembibitan

Dalam tangki ini bibit bakteri Lactobacillus Casei Shirota Strain disiapkan dan dikembangbiakkan.

3. Tangki fermentasi

Selanjutnya bibit bakteri Lactobacillus Casei Shirota Strain dicampu dengan campuran bahan-bahan di no. 1 diatas dan dimasukkan kedalam tangki fermentasi.

3. Proses homogenizer

Tahap berikutnya dilakukan proses Homogenizer dan diawasi secara ketat.

4. Tangki pencampur

Hasil proses homogenizer tersebut dicampur dengan sirup dari tangki sirup dan disimpan dalam tangki pencampur.

5. Tangki penampung

Kemudian hasil dari proses no. 4 tersebut dicampur dengan air yang sudah di sterilisasi dan ditampung didalam tangki penampung.

6. Mesin pembuat botol

Untuk menjaga higienitas dari Yakult, maka proses pembuatan botol dilakukan sendiri oleh Yakult Indonesia.

7. Mesin pengisian

Selanjutnya minuman Yakult sudah siap diisi ke dalam botol. Di botol tersebut juga dicetak semua informasi yang ada seperti kandungan nutrisi, tanggal kadaluwarsa, dll.

8. Mesin pengepakan

Botol-botol yang sudah terisi untuk selanjutnya dikemas dalam kemasan dimana 1 kemasan ( packing ) terdiri dari 5 botol Yakult.

9. Ruang pendingin

Kemasan yang berisi botol Yakult disimpan dalam ruang pendingin untuk menjamin kualitas dari minuman kesehatan Yakult.

10. Distribusi

Dari ruang pendingin tersebut selanjutnya Yakult siap didistribusikan ke pelanggan melalui sistem penjualan langsung ( Direct Sales ) untuk dikirim ke toko-toko dan supermarket maupun melalui sistem penjualan oleh Ibu-ibu Yakult Lady untuk dikirim ke rumah-rumah setiap hari.

2. Proses Produksi Baja

Baja merupakan bahan material konstruksi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Di sini diterangkan proses produksi material baja untuk struktur, mulai dari bijih besi sampai menjadi baja profil atau baja pelat.

Proses Pertama:

1. Komponen dasar : iron ore (bijih besi), limestone (tanah kapur), coke (dibuat dari coal, khusus untuk pembuatan steel) dimasukkan ke dalam blast furnace.
2. Coke : bahan bakar untuk furnace, dibuat dari coal dengan proses tertentu.
3. Cairan besi (molten metal) yang panas di dalam furnace terpisah menjadi 2 bagian, yang atas adalah slag (waste, impurities), dan yang bawah adalah besi yang hendak dipakai. Besi yang dihasilkan ini kemudian dicetak menjadi pig iron. Kadar C dalam pig iron bisa mencapai 2%.

Proses Kedua:

1. Pig iron dimasukkan ke dalam primary steelmaking furnace, bisa berupa oxygen furnace, electric arc furnace, atau open hearth furnace. Ke dalam furnace ini, berbagai bahan kimia ditambahkan untuk mendapatkan material properties yang diinginkan. Seringkali scrap juga dimasukkan ke dalam furnace ini.
2. Di dalam proses dengan oksigen, carbon di dalam molten metal bereaksi dg oksigen menghasilkan gas karbonmonoksida. Gas ini harus keluar, kalau tidak akan membentuk ‘gas pockets’ (rimming) saat menjadi dingin (rimmed steel). Untuk menghindari, digunakan deoxidizer : silicon, aluminum. Baja yang dihasilkan : killed steel atau semi-killed steel.
3. Baja yang dihasilkan dicetak dalam bentuk slab, bloom atau billet.

Proses Ketiga :

1. Baja yang telah dicetak dalam bentuk slab, bloom atau billet tsb selanjutnya dibentuk menjadi berbagai macam profil seperti H-beam, Angle (siku), Channel, rel kereta, pelat, pipa (seamless pipe), dsb.
2. Terus dijual deh…

http://aguzher.wordpress.com/2008/01/18/proses-produksi-baja/

1. PROSES PRODUKSI TENAGA LISTRIK

BATUBARA, sebagai bahan bakar utama Pembangkit Suralaya berasal dari Tambang batubara Bukit Asam,Sumatera Selatan.

BOILER, masing-masing boiler membutuhkan 1,500 ton air.Uap yang keluar dari boiler pada tekanan 174 kg/cm2 dan 540 derajat Celcius.

TURBIN & GENERATOR, uap dialirkan ke turbin.Masing-masing turbin untuk unit 1,2,3 & 4 berkapitas 400 MW dan 600 MW untuk unit 5,6 & 7.Masing-masing turbin dihubungkan langsung dengan generator.Tegangan yang dihasilkan dinaikkan dari 23,000 volt menjadi 500,000 volt dengan menggunakan trafo sebelum disalurkan ke sistem jaringan.

PENDINGIN, uap yang melewati turbin akan didinginkan dan dikondensasikan menjadi air di dalam kondensor sebelum dikembalikan ke boiler.Kondensor sendiri didinginkan oleh air yang dipompakan dari air laut.

ABU DAN DEBU, beberapa batubara yang terbakar jatuh ke bagian bawah boiler di mana nantinya dikumpulkan dan dijual untuk pembuatan bahan bangunan.Lebih dari 99,5% debu ditangkap oleh electrostatic precipitators (ESP).Pada elektron dilepaskan ke batangan berbentuk saringan sehinnga partikel yang halus yang lewat ditarik ke saringan tersebut dan kemudian dapat dikumpulkan secara proses mekanik.Serbuk abu batubara memiliki beberapa macam penggunaan,dari proyek pembuatan jalan sampai dengan bahan semen untuk pembuatan beton.



ELECTRICITY PRODUCTION

COAL, as the main fuel for Suralaya Coal Fired Station is taken from Bukit Asam Coal Mines,South Sumatera.

BOILER, each boiler needs 1,500 tons of water.The steam blows out from the boiler at 174 kg/cm2 of pressure and 540 degress Celcius.

TURBINES and GENERATORS, the steam is delivered to turbines.Each turbine produces as much as 400 MW for unit 5,6 & 7.Each turbine directly connected to the generator.The generated power is transformed from 23,000 volts to 500,000 volts by a step-up transmitted to the grid system.

COOLING, the steam which passes the turbines will be chilled and condensed into water in condensers before returning to the boilers.The condensers are chilled by water pumps from sea water.

ASH and DUST, some of the burned coal falls to the bottom of the boiler where it is collected and sold for use in making building blocks.More than 99.5% of the dust is extracted by electrostatic precipitators (ESP).The ESP charges the fine pasticles so that they are attracted to the screens where can be collected mechanically.Pulverized ash has a variety of uses,from civil engineering projects to a partial subtitute for cement in concrete manufacture.

http://www.suralaya.com/proses-produksi.html

5. Petani

Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau flax untuk penenunan dan pembuatan pakaian.

Dalam negara berkembang atau budaya pra-industri, kebanyakan petani melakukan agrikultur subsistence yang sederhana - sebuah pertanian organik sederhana dengan penanaman bergilir yang sederhana pula atau teknik lainnya untuk memaksimumkan hasil, menggunakan benih yang diselamatkan yang "asli" dari ecoregion.

http://id.wikipedia.org/wiki/Petani#Organisasi_Petani

4. Dokter

Dokter adalah profesi yang banyak berinteraksi dengan berbagai macam karakter manusia. Baik terhadap pasiennya (baca: klien kesehatan), sesama profesinya, maupun dengan kawan-kawan non profesinya. Pengalamanku selama setahun lebih sedikit menjalani profesi ini, khususnya sebagai dokter sebuah perusahaan swasta yang kadang harus berurusan dengan kertas-kertas klaim penggantian biaya pengobatan karyawannya, membuatku mengenal sebagian karakter sesama teman sejawat, yang mendorongku menuliskan topik ini.

Kasus A, seorang laki-laki berusia 30 tahun datang berobat ke sebuah klinik swasta yang bernamakan pemiliknya di bilangan Pamulang, dengan keluhan buang-buang air sejak 6 jam yang lalu. Frekuensi BAB cair mencapai 12 kali, kini tanpa ampas sama sekali, dengan muntah mencapai 4 kali. Masih mau minum, namun merasa lemas terutama setelah BAB. Dari pemeriksaan dokter, didapatkan tekanan darah normal, dan isi nadi cukup. Hanya dehidrasi ringan tampaknya. Namun... bagaimana kalau kita rawat saja laki-laki ini. Alasannya agar bisa diobservasi diarenya, khawatir jatuh ke dehidrasi. Ia tampaknya juga tidak akan keberatan. Bukankah keputusan di tangan dokter? Obatnya apa ya?? Bagaimana kalau kita berikan ANTIBIOTIKA intravena (diberikan melalui selang infus), plus botol infus dong tentunya. Walaupun panduan penatalaksanaan diare tidak menyebutkan pemberian antibiotika pada diare yang tidak dicurigai karena bakteri. Toh ia akan terima saja semua keputusan dokter. Hmm, sekarang apa ya pilihan antibiotikanya? Ahaa! Kebetulan, kemarin ada perusahaan farmasi yang menawarkan komisi kalau kita meresepkan obatnya. Memang mahal sih.. Melihat pasien ini cuma seorang sopir taksi. Tapi lumayan boo... Kan biayanya akan diganti oleh perusahaannya. OK berikan saja.

Kemudian pria muda ini hanya membutuhkan 1 hari rawat inap (yang sebetulnya tidak perlu, karena tidak memenuhi indikasi rawat inap) saja--tampaknya penyakitnya akibat salah makan saja, jadi ya sembuh sendiri--dengan biaya mencapai Rp 500 ribu. Kok mahal sekalee?? Iya lah, kan sudah di-bom dengan antibiotika berspektrum luas yang harga per botolnya Rp 150 ribu.

Kubaca jelas nama si dokter di salinan kuitansinya. Mudah-mudahan aku tidak bersu'udzon dengannya... Astaghfirulloh...

Kasus B, anak perempuan berumur 2 tahun dengan demam tinggi sejak kemarin. Si kecil tampak lemah, tidak mau makan, maunya minuuumm terus, sejak pagi tidak mau diajak bercanda. Bawa saja ke IGD RS di bilangan Ciputat sono dikit. Baiklah, pemeriksaan fisik tidak mengarah ke penyakit lain kecuali observasi febris (demam) dengan gajala common colds (batuk-pilek). Tapi kok demamnya 'mengkhawatirkan' ya? Mencapai 39 derajat selsius. Kita periksa darah dan kencing saja. Hasilnya pun normal. Tapi si orangtua masih khawatir dengan keadaan anaknya. Sudahlah, daripada repot-repot menjelaskan pada mereka perihal anaknya yang butuh observasi demamnya saja, mending dirawat saja. Orangtua tidak panik, obat bisa diresepkan. Betul ga? Andaikan si orangtua tahu panduan tata laksana demam. Itu contoh kecil saja, 'modus' tersering bagaimana 'uang tambahan' bisa masuk saku dokter. Lho, kok uang tambahan? Iya, kalau boleh dibagi-bagi, pemasukan utama adalah biaya jasa konsultasi. Dokter adalah profesi, sama dengan pengacara, insinyur, dan lain-lain, yang khususnya dihargai dari kemampuannya sebagai seorang konsultan. Masalahnya, dokter di Indonesia kurang 'dihargai' dari sisi jasa konsultasi ini. Ya, maksudnya dihargai dalam arti harga sesungguhnya Di sebuah jaringan klinik terkenal di Jakarta saja, jasa konsultasi dokter (umum) dihargai 'hanya' Rp 7000. Itupun yang masuk ke kantong dokter masih sepersekian persen lagi. Namun karena jumlah pasien dalam sehari bisa mencapai puluhan orang, akumulasi dari ongkos ini (plus dari obat) mencapai hasil yang... agak lumayan lah. Salah satu dampak buruk jumlah pasien yang banyak adalah waktu layanan konsultasi minim, sehingga dokter tampak kurang berkompeten dalam memberikan jasa konsultasi dan pemeriksaan. Akibatnya? Klien merasa sah-sah saja membayar 'murah'? Toh cuma dilayani 5 menit kemudian disuruh langsung ke apotek?! Bagi yang ‘beruntung’ bisa berpraktik di RS Swasta besar dan mahal, jasa konsultasi akan dihargai lebih pula. Dokter (umum) bisa mendapatkan Rp 75 ribu sampai Rp 150 ribu rupiah untuk setiap konsultasi, dan dokter spesialis bisa mendapatkan Rp 150 ribu sampai Rp 250 ribu rupiah. Berarti yang mendapatkan di bawah ini tergolong kurang beruntung ya? Hehehe Hey, namun jangan salah. Seorang sejawat dokter spesialis anak yang 'beruntung' ini dikenal sangat idealis dan rasional dalam melayani pasien-pasiennya. Tidak rugi mengeluarkan biaya besar untuk mendapatkan jasa konsultasinya. Perhatiannya benar-benar dicurahkan dalam menangai setiap kliennya secara individual. Bahkan tidak jarang ia tidak meresepkan apa-apa untuk pasiennya. Mengapa? Karena ia tahu bahwa kondisi kliennya memang tidak butuh intervensi obat. Malahan orangtua yang memaksa dokter untuk memberikan obat. Masa anak balita dengan demam 3 hari tidak mendapatkan obat apa-apa, hanya disuruh kompres hangat dan minum air putih yang banyak? Karena memang panduan tata laksana demam terbaru menyarankan hal ini.

http://arifianto.blogspot.com/2005_11_01_archive.html

Eits, mulai muter-muter. Kita balik lagi ke uang tambahan. Ya.. jadinya untuk mendapatkan penghasilan memadai (iya dong, dokter kan sekolahnya minimal 6 tahun, belum kalau lulusan FK swasta harus membayar mahal dengan waktu lulus bisa lebih dari 6 tahun.. jadinya harus 'balik modal' lah), dokter diberikan celah lain. Yaitu dari komisi dari perusahaan farmasi. Ini sudah menjadi rahasia umum, melihat regulasi peraturan perusahaan farmasi di Indonesia yang memungkinkan celah ini. Padahal jelas-jelas dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), hal ini dilarang bagi dokter.

'Modus' kedua adalah merawatinapkan pasien. Jadi pasien yang seharusnya tidak perlu dirawat inap, diminta rawat inap oleh dokternya. Ini dapat terjadi baik di RS pemerintah maupun swasta. Lumayan.. ada ongkos kamar harian, jasa visite dokter dan dokter spesialis, biaya tindakan, belum termasuk obat-obatan yang kalau tidak diberikan obat suntik (yang harganya lebih mahal), tidak 'afdhol' rasanya. Minimal diinfus lah, meskipun pasien masih bisa makan-minum. Masa masuk RS nggak diinfus?

Inilah sebagian kasus yang dapat diceritakan. Masih banyak contoh kasus lain, namun.. segini dulu deh. Bingung buat penutup... Intinya: bekalilah diri Anda dengan informasi penyakit Anda sebanyak-banyaknya sebelum berobat ke dokter. Setiap hari bisa online browsing dan ikutan milis, masa nggak bisa cari informasi kesehatan yang bejibun jumlahnya di dunia maya?!

-yang nulis bebas bicara soalnya dapat penghasilan dari uang gaji, bukan jasa per pasien dan komisi dari perusahaan obat. Hehehe.
Astaghfirullah, banyak membicarakan teman sejawat sendiri. Harus banyak introspeksi diri juga

3. Pedagang Eceran

Dalam bahasa inggris, penjualan eceran disebut dengan retailing. Retailing maybe defined as the activities incident to selling goods and service to ultimate consumers. Retailing is the final link in the chain distribution of most product from initial producers to ultimate consumers. Artinya, pedagang eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Pedagang eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai ke konsumen. Pedagang eceran sangat penting artinya bagi produsen karena melalui pengecer produsen memperoleh informasi berharga tentang barangnya.

Bisnis Ritel secara umum bisa diklasifikasikan menjadi dua kelopok besar yaitu perdagangan eceran besar dan perdagangan eceran kecil. Perdagangan eceran kecil terdiri atas eceran kecil yang berpangkal an dan pedagang eceran kecil tidak berpangkalan. Klasifikasi bisnis ritel tersebut bisa dilihat pada gambar berikut :

Gambar : Klasifikasi Bisnis Ritel

Peritel yang berhasil adalah yang bisa menyesuaikan barang dan jasanya dengan permintaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perdagangan eceran adalah :

1. Tersedianya barang yang tepat
2. Pada saat yang tepat
3. Di tempat yang tepat
4. Dalam kuantitas yang tepat
5. Dengan harga yang tepat
6. Penjualan dengan cara yang tepat
7. Dalam kualitas yang tepat

Selain ketujuh hal tersebut, pengecer juga harus mempertimbangkan kecenderungan-kecenderungan berikut : menurunnya pertumbuhan ekonomi dan penduduk, kenaikan biaya modal, tenaga kerja dan energi, perubahan gaya hidup konsumen, pola berbelanja dan sikap dalam berbelanja, munculnya teknologi baru seperti mesin kasir komuter, bertambahnya kekuatan besar, serta banyaknya regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah yang mempengaruhi pedagang eceran.

Perubahan-perubahan tersebut menuntuk adanya manajemen yang lebih professional dalam penjualan eceran. Karena itu, manajemen puncak harus trampil dalam merancang dan melaksanakan sistem untuk mendapatkan laba. Untuk itu, harus dilakukan penelitian agar didapatkan produktivitas yang lebih tinggi yang akan membantu perkembangan bentuk-bentuk penjualan eceran dengan biaya yang rendah. Banyak inovasi yang harus dilakukan untuk menekan biaya operasi yang semakin tinggi.

http://haniif.wordpress.com/2008/07/08/pedagang-eceran-retailing/

2. Pedagang Grosir

Jenis-Jenis Pedagang Grosir (Wholesaler)

Secara garis besar, pedagang grosir dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu merchant wholesaler, broker dan agent, serta kantor pusat dan kantor cabang produsen.
1. Merchant Wholesaler
Merchant wholesaler adalah perusahaan independen yang mempunyai hak kepemilikan atas barang dagangan yang mereka jual (mereka membelinya terlebih dahulu) dan melakukan hampir semua fungsi wholesaling. Mereka ini juga kadang kala disebut distributor, jobber, atau mill supply house. Sebagian besar perusahaan yang terjun dalam bisnis wholesaling tergolong dalam merchant wholesaler. Berdasarkan jumlah fungsi wholesaling yang dilakukan, merchant wholesaler ini dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi:
a. Full-service wholesaler, yaitu merchant wholesaler yang memberikan jasa penyimpanan, memiliki armada penjual, menjual secara kredit, rnengirimkan barang, dan bantuan manajemen. Ada dua jenis full-service wholesaler, yaitu:
•Merchant wholesaler yang menjual terutama kepada para pengecer dan memberikan full range service. Merchant wholesaler ini pun dapat dipecah lagi menjadi:
General merchandising wholesaler, menjual sejumlah besar lini produk dan melaksanakan semua fungsi wholesaler Tipe ini banyak dijumpai dalam industri
hardware, obat-obatan, dan pakaian. produsen yang dimaksudkan pelanggan, namun tidak menangani pengiriman barang pesanan itu ke pelanggan tersebut. Jadi, mereka hanya bertanggung jawab atas barang pesanan sejak pesanan itu diterima sampai barang pesanan dikirim oleh produsen. Drop shipper dibutuhkan
untuk menangani produk-produk yang ukurannya besar dan biasanya dijual dalam kuantitas sangat besar, misalnya batu bara, kayu, dan bahan-bahan kimia.
•Rack jobber, yaitu pedagang grosir yang berspesialisasi pada produk-produk non makanan. Mereka menyalurkan produknya dengan truk ke toko-toko dan jasa yang mereka tawarkan hanyalah mengantar barang, menata rak etalase, menyimpan barang, dan menjual secara kredit. Biasanya rack jobber menjual produk bermerek yang sering diiklankan, seperti mainan anak -anak, alat-alat penunjang kesehatan dan kecantikan.
•Producer’s cooperative yang berspesialisasi dalam memasarkan produk-produk pertanian. Anggota-anggotanya berupaya untuk meningkatkan kualitas
produknya, memberi merek pada produknya, dan mempromosikan baik produk maupun koperasinya itu.
•Mail order wholesaler, yaitu pedagang grosir yang mengirimkan katalog barang dagangannya kepada pelanggan institusi atau pengecer dan melayani pesanan
mereka lewat pos atau sarana lain yang efisien. Produk -produk yang dijual biasanya berupa perhiasan, makanan khusus, kosmetik, buku, dan lain-lain. Pelanggannya banyak terdapat di daerah-daerah kecil dan pedagang grosir ini tidak menggunakan armada penjual untuk mendatangi mereka.
2. Broker dan Agen
Broker dan agen adalah perantara yang hanya berfungsi memudahkan transaksi antara penjual dan pembeli, karena itu barang yang dijual bukanlah milik mereka. Biasanya mereka juga berspesialisasi pada produk dan pelanggan tertentu.
a. Broker, yaitu perantara yang fungsi utamanya adalah mempertemukan penjual dan pembeli serta membantu kelancaran proses negosiasi. Untuk pekerjaan itu mereka mendapat komisi dari pihak yang menyewanya. Berkaitan dengan pekerjaan ini maka yang dijual broker adalah informasi tentang apa yang dibutuhkan pembeli dan pemasok-pemasok mana yang menyediakan barang yang dibutuhkan tersebut. Broker banyak dimanfaatkan jasanya oleh produsen produk - produk musiman (seperti sayuran dan buah-buahan) dan industri real estate.
b. Agen, yaitu perantara yang mewakili penjual atau pembeli dalam transaksi dan dalam hal ini hubungan kerja dengan kliennya bersifat lebih permanen daripada broker. Ada beberapa macam agent, yaitu:
•Manufacturer's agent (manufacturer’s representatives),
yaitu perantara yang bekerja untuk beberapa produsen dan menangani produk yang tidak saling bersaing (dapat juga yang bersifat komplementer) di suatu wilayah berdasarkan perjanjian tertentu. Manufacturer’s agent ini biasanya dipakai secara ekstensif untuk menjual beberapa jenis produk konsumsi dan industri, misalnya otomotif, sepatu, komputer, permata, dan lain-lain. Umumnya mereka digunakan jika perusahaan tidak mampu membiayai armada penjual sendiri, perusahaan ingin memperkenalkan produk baru, atau ingin memasuki pasar baru.
•Selling agent, yaitu perantara yang diberi wewenang untuk menjual seluruh produk suatu perusahaan. Wewenang tersebut juga mencakup tanggung jawab atas seluruh fungsi pemasaran dari produsen. Selling agent banyak dijumpai pada perusahaan-perusahaan kecil dalam industri tekstil, makanan, pakaian, dan perabotan rumah tangga.
•Buying agent, yaitu perantara yang melakukan pembelian, penerimaan, pengawasan, penggudangan, dan pengiriman barang bagi pelanggannya.
•Commission agent, yaitu perantara yang menangani barang yang dikirim produsen kepada mereka, menjualnya, dan menyerahkan uang hasil penjualannya (minus komisi dan biaya-biaya tertentu) kepada produsen. Mereka
umumnya banyak digunakan untuk memasarkan produk -produk pertanian.
•Auction companies, yaitu perusahaan yang menyediakan tempat bagi penjual dan pembeli untuk bertemu dan melakukan transaksi, serta menyediakan fasilitas fisik untuk memajang produk penjual.
3. Kantor Pusat dan Kantor Cabang Ritel/Produsen
Berbeda dengan merchant wholesaler, broker dan agent, kantor cabang produsen sepenuhnya dimiliki oleh produsen. Produsen akan melaksanakan fungsi-fungsi wholesaling bila tidak ada perantara yang melaksanakan aktivitas-aktivitas wholesaling, jumlah pelanggan sangat sedikit dan terkonsentrasi secara
geografis, bila pesanan berjumlah besar dan membutuhkan perhatian tersendiri.
a. Kantor pusat dan kantor cabang penjualan. Produsen sering membuka pusat dan kantor cabang penjualan sendiri supaya bisa lebih mengawasi persediaan, penjualan, dan promosi.
b. Kantor pembelian. Banyak pengecer yang membuka kantor pembelian di pasar-pasar utama, yang fungsinya sama seperti agen dan broker (namun merupakan bagian dari organisasi pembeli).

http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1991549-jenis-jenis-pedagang-grosir-wholesaler/

1. Wirausahawan

Wirausahawan (Inggris : Entrepreneur) adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

Pengertian

Wirausahawan menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang signifikan dan sumber daya yang diperlukan.[2]. Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya. Sedangkan, Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan. Persamaannya dari pengertian - pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru. Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan tambahan yang tidak dilakukan semua manajer.[3] Manajer bekerja dalam hierarki manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada dari kewenangan formal. [3]
[sunting] Mitos - Mitos

Mitos- mitos tentang wirausahawan katanya wirausahawan adalah pelaku, bukan pemikir.[4] Seringkali mereka adalah orang yang sangat metodis sehingga merencanakan tindakan mereka dengan hati-hati.[4] Mereka dilahirkan, tidak diciptakan. Hari ini, pengakuan EAS Adiscipline membantu untuk menghilangkan mitos ini.[4] Seperti semua disiplin ilmu, wirausahawan memiliki model, proses, dan kasus yang memungkinkan topik untuk dipelajari.[4]

* Mereka adalah penemu, misalnya Ray Kroc, bukan ia yang menemukan waralaba makanan, tetapi ide-ide inovatifnya membuat McDonalds terbesar ke seluruh dunia.
* Mereka adalah orang aneh akademik dan sosial, keyakinan bahwa pengusaha adalah akademisi dan sosialisi yang tidak berhasil akibat dari beberapa pemilik usaha yang memulai perusahaan yang sukses setelah putus sekolah atau berhenti bekerja tapi tidak lagi dipandang demikian, saat ini dipandang sebagai seorang profesional.
* Orientasi wirausahawan adalah uang, uang adalah sumber daya tetapi tidak pernah menjadi tujuan akhir.
* Semua membutuhkan keberuntungan, benar bila keberuntungan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat akan selalu menghasilkan keuntungan. Tapi keberuntungan terjadi ketika persiapan bertemu kesempatan.
* Wirausahawan adalah pengambil risiko yang ekstrim (penjudi), sebaliknya bekerja dengan resiko yang diperhitungkan.[4] Wirausahawan bekerja paling sukses keras lewat perencanaan dan persiapan untuk meminimalkan risiko yang terlibat dalam rangka untuk lebih mengontrol nasib visi mereka.

[sunting] Perbedaan-Perbedaan

Antara wirausahawan dengan profesi lainnya:

Kelebihan - kelebihan yang dimiliki, yaitu:

1. Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita.
2. Kesempatan untuk menciptakan perubahan.
3. Untuk mencapai potensi penuh Anda.
4. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan.
5. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk usaha Anda.
6. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang.

Kekurangan yang dimiliki, yakni :

1. Ketidakpastian pendapatan, mendirikan dan menjalankan bisnis tidak memberikan jaminan akan mendapatkan cukup uang untuk bertahan hidup.
2. Risiko kehilangan seluruh investasi, tingkat kegagalan bisnis kecil relatif tinggi.
3. Jam kerja yang panjang dan bekerja keras, dun & Survei bradsheet melakukan survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya 40 jam atau lebih setiap minggunya untuk perusahaan mereka.
4. Kualitas hidup lebih rendah sampai bisnis didirikan.
5. Tanggung jawab kompleks, banyak pengusaha diharuskan untuk membuat keputusan mengenai isu-isu di luar bidang ilmu.
6. Putus asa,sangat membutuhkan dedikasi, disiplin, dan keuletan untuk mengatasinya.

[sunting] Sikap- sikap

Sikap - sikap yang umum ditemui,yaitu:[2]

1. Keinginan untuk preferensi tanggung jawab atas risiko yang lebih besar, wirausahawan tidak mengambil resiko secara liar melainkan memperhitungkan terlebih dahulu risiko yang akan diambil.
2. Keyakinan akan kemampuan mereka untuk berhasil. Biasanya memiliki kepercayan diri terhadap kemampuan mereka untuk berhasil.
3. Keinginan untuk hasil segera.
4. Tingkat tinggi energi, lebih energik daripada rata-rata orang.
5. Orientasi terhadap masa depan. Berorientasi pada masa depan, wirausahawan kurang peduli dengan apa yang telah mereka lakukan kemarin dibandingkan dengan apa yang akan mereka lakukan besok.
6. Keahlian dalam pengorganisasian, tahu bagaimana menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat.
7. Secara efektif mencipatakan sinergi antara orang dan pekerjaan, sehingga memungkinkan wirausahawan untuk mewujudkan visi mereka menjadi kenyataan.
8. Nilai prestasi atas uang.

[sunting] Menjadi Wirausahawan
[sunting] Menggali Diri

Kunci untuk mengidentifikasi jiwa pengusaha adalah dengan cara melihat karakter seseorang, khususnya pada hal-hal yang menjadi kebiasaan, alami dan dilakukan dengan baik. Setiap dari kita, memiliki susunan karakter tertentu yang menjadikan kita, apa adanya. Kami menggunakan kata Tema Karakter untuk menggambarkan unsur-unsur yang membentuk susunan karakter. Mengetahui Tema Karakter Seseorang adalah permulaan.[5] Tema Karakter adalah inti, seperti pusat bola salju yang mengumpulkan lebih banyak salju ketika menggelinding menuruni bukit. Ia mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman dalam prosesnya. Tema Karakter membentuk pengetahuan dan pengalaman dalam satu wilayah yang berhubungan. Bila seseorang dengan kreativitas sebagai tema karakter yang dominan, akan memiliki kemampuan lebih untuk mengatasi situasi yang membutuhkan adaptasi dan perubahan dibandingkan dengan yang memiliki tema karakter dengan kreativitas yang lebih rendah. Pengalaman Hidup dapat mengembangkan dan memperkuat tema karakter, tetapi dapat juga menguranginya. Pendidikan dan latihan juga memberikan bentuk dan ukuran bola salju, pentingnya mengetahui tema karakter kita tidak dapat diremehkan sebaliknya semakin cepat kita mengetahuinya akan lebih baik. [6] Wirausahawan memiliki enam tema karakter utama yang membentuk akronim:

F (Focus) untuk fokus,
A (Advantage) untuk keuntungan,
C (Creativity) untuk kreativitas,
E (Ego) untuk ego,
T (Team) untuk tim,
S (Social) untuk sosial.

[sunting] Memulai Usaha

Ada empat subkategori menjadi wirausahawan:[5]

1. Penemu, mendefinisikan konsep, unik, baru, penemuan atau metodologi
2. Inovator, menerapkan sebuah teknologi baru atau metodologi untuk memecahkan masalah baru.
3. Marketer, mengidentifikasi kebutuhan di pasar dan memenuhinya dengan produk baru atau produk substitusi yang lebih efisien.
4. Oportunis, pada dasarnya sebuah broker, pialang, yang menyesuaikan antara kebutuhan dengan jasa diberikan dan komisi.

[sunting] Kemampuan yang Diperlukan

Keterampilan yang dibutuhkan oleh para pengusaha dapat dikelompokkan menjadi tiga area utama: keterampilan teknis seperti menulis, mendengarkan, presentasi lisan, pengorganisasian, pembinaan, bekerja dalam tim, dan teknis tahu-bagaimana(know-how), keterampilan manajemen usaha termasuk hal-hal dalam memulai , mengembangkan, dan mengelola perusahaan. Keterampilan dalam membuat keputusan, pemasaran, manajemen, pembiayaan, akuntansi, produksi, kontrol, dan negosiasi juga sangat penting dalam membangun dan mengembangkan usaha baru. Keterampilan terakhir melibatkan keterampilan kewirausahaan. Beberapa keterampilan ini, membedakan pengusaha dari manajer termasuk disiplin, pengambil risiko, inovatif, teguh, kepemimpinan visioner, dan yang berorientasi perubahan.[7]
[sunting] Kesalahan umum dan Solusi

Berikut adalah sepuluh kesalahan umum yang sering dilakukan oleh wirausahawan, saat awal menjalankan bisnisnya:[3]

1. Kesalahan dalam Mengelola
2. Kurangnya Pengalaman

Manajer bisnis kecil perlu memiliki pengalaman jika mereka ingin mengembangkan usahanya.

3. Kontrol Keuangan Kurang

Bisnis yang sukses membutuhkan kontrol keuangan yang tepat.

4. Upaya Pemasaran yang Lemah,

Membangun konsumen untuk bertambah secara berkesinambungan membutuhkan usaha, pemasaran secara terus-menerus dan kreatif. Slogan, pelanggan secara otomatis akan datang, hampir tidak pernah terjadi.

5. Kegagalan untuk Mengembangkan Rencana Strategis.

Gagal dalam merencanakan, berarti gagal untuk bertahan.

6. Pertumbuhan Tidak Terkendali

Pertumbuhan adalah hal yang alami, sehat dan diinginkan oleh setiap perusahaan. Namun, harus direncanakan dan dikendalikan. Pakar manajemen Peter Drucker berkata perusahaan-perusahaan baru lebih baik untuk memperkirakan pertumbuhan modal hanya setiap peningkatan penjualan 40 hingga 50 persen.

7. Lokasi Kurang Strategis

Memilih lokasi yang tepat adalah sebagian seni dan sebagian ilmu. Seringkali, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian yang benar, investigasi, dan perencanaan.

8. Kontrol Persediaan yang Barang Buruk

Pengendalian persediaan barang adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang sering terabaikan.

9. Harga Tidak Tepat

Menetapkan harga yang tepat sehingga menghasilkan keuntungan yang diperkirakan menuntut pemilik bisnis mengerti berapa biaya untuk membuat, memaasarkan dan mendistribusikan barang dan jasa.

10. Ketidakmampuan dalam Membuat Transisi Entreprenurial

Setelah memulai,akan terjadi pertumbuhan, biasanya membutuhkan gaya manajemen yang sangat berbeda. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenangnya dan tidak menangani - kegiatan operasional sehari-hari - sesuatu yang tidak bisa dilakukan olehnya.

Berikut adalah solusi untuk mengatasinya:[8]

1. Mengenal bisnis secara mendalam.
2. Mengembangkan rencana bisnis yang matang.
3. Mengelola keuangan.
4. Memahami laporan keuangan.
5. Belajar mengelola manusia secara efektif.
6. Jaga kondisi Anda.

http://id.wikipedia.org/wiki/Wirausahawan#Pengertian

5. Penentuan Tempat/Lokasi Perusahaan Bisnis

A. Pengertian / Arti Definisi Lokasi Perusahaan

Lokasi Perusahaan adalah suatu tempat di mana perusahaan itu malakukan kegiatan fisik. Kedudukan perusahaan dapat berbeda dengan lokasi perusahaan, karena kedudukan perusahaan adalah kantor pusat dari kegiatan fisik perusahaan. Contoh bentuk lokasi perusahaan adalah pabrik tempat memproduksi barang.

B. Faktor-Faktor Pokok Penentu Pemilihan Lokasi Industri

- Letak dari sumber bahan mentah untuk produksi
- Letak dari pasar konsumen
- Ketersediaan tenaga kerja
- Ketersediaan pengangkutan atau transportasi
- Ketersediaan energi

C. Jenis-Jenis Lokasi Perusahaan

1. Lokasi perusahaan yang ditetapkan pemerintah
Lokasi ini sudah ditetapkan dan tidak bisa seenaknya membangun perusahaan di luar lokasi yang telah ditentukan. Contohnya adalah seperti kawasan industri cikarang, pulo gadung, dan lain sebagainya.

2. Lokasi perusahaan yang mengikuti sejarah
Lokasi perusahaan yang dipilih biasanya memiliki nilai sejarah tertentu yang dapat memberikan pengaruh pada kegiatan bisnis. Misalnya seperti membangun perusahaan udang di cirebon yang merupakan kota udang atau membangun usaha pendidikan di yogyakarta yang telah terkenal sebagai kota pelajar.

3. Lokasi perusahaan yang mengikuti kondisi alam
Lokasi perusahaan yang tidak bisa dipilih-pilih karena sudah dipilihkan oleh alam. Contoh : Tambang emas di cikotok, tambang aspal di buton, tambang gas alam di bontang kaltim, dan lain sebagainya.

4. Lokasi perusahaan yang mengikuti faktor-faktor ekonomi
Lokasi perusahaan jenis ini pemilihannya dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi seperti faktor ketersedian tenaga kerja, faktor kedekatan dengan pasar, ketersediaan bahan baku, dan lain-lain.

http://organisasi.org/penentuan_tempat_lokasi_perusahaan_bisnis_pengertian_definisi_faktor_pertimbangan_macam_jenis_lokasi_ekonomi_manajemen

4. Lokasi dan Target Pasar

Saya banyak melihat atau mendengar nada ketidakpercayaan pada temen2 saya yang nanya ttg bisnis keluarga saya. FYI, usaha keluarga saya di bidang jasa ticketing kapal laut gitu deh, taun depan baru nambah ke pesawat udara.
Pas temen2 saya nanya dan saya jawab, rata2 komentarnya:
“Emang masih laku ya bisnis itu?”
“Kok gak buka di tempat yang lebih strategis sih? Di rumahmu itu kan mencit. Mendingan buka di xxxx aja..” (mencit?? bahasa buat tempat yg jauuuh dan pinggir). Dan berbagai pertanyaan dengan nada agak kurang percaya gitu deh :roll: Uuhh, kl gak laku mana bisa buat biayain gue di BiNus, mana bisa buat beli rumah dan mobil baru!

Sebenernya saya capek loh denger pertanyaan2 dan ketidakpercayaan seperti itu. Capek harus menjelaskan berbagai hal di dalamnya. Tapi ya mo gimana lagi, gak semua orang paham sama dunia usaha dan pemasarannya gitu. Tapi kalo dia itu anak ekonomi manajemen, atau seperti saya (sistem informasi or manajemen informatika) msh juga nanya gitu, arrrggghh saya kesal!
Apa mereka gak pernah dpt mata kuliah yg namanya manajemen pemasaran dan manajemen produksi seh?! Biarpun dulu kuliah saya sering bolos, tp kl ada hal-hal yg berhubungan dgn implementasi nyata saya selalu nyantol :)

Kalo di manajemen pemasaran, setiap bisnis itu membutuhkan yang namanya pengenalan pasar. Jadi, kenalilah target pasar Anda! Baru dapat menentukan langkah-langkah pemasaran yang efektif dan efisien.

Kalo di manajemen produksi, ada yang namanya strategi penentuan lokasi. Ada faktor2 yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi usaha. Di antaranya letak lokasi dgn bahan baku (sumber), transportasi, juga (tetep) target pasarnya (jika lokasi juga sbg tempat pemasaran)! (dan lain-lainnya saya lupa :p).

Yah saya rasa sih intinya tetep: kenalilah target pasar Anda! Kenapa kami bisa berhasil di daerah yg menurut banyak orang itu di pinggir, kurang keren, dsb, tapi tetap bisa berhasil? Ya salah satunya karena hal-hal di atas. Pasar untuk sebuah agen tiket kapal, sebagian besar dari golongan masyarakat ekonomi menengah dan ke bawah. Umumnya mereka juga nyarinya pasti di tempat2 yang gak jauh dr terminal, ataupun pelabuhan. Nah, rumah (kantor) saya cuma bbrp kilometer dr pelabuhan maupun terminal bus, maupun stasiun KA. (kl dr airport sih juauh). Kalo saya buka kantor tunggal di mall, ya malah susah donk!

Trus pertanyaan: “emang laku bisnis itu?”. Sekali lagi, target pasar! Semua ada pasarnya masing2. Bagi org yg kurang berpikiran terbuka, tentu lahan2 bisnis yg kurang ngetop sudah pasti gak dilirik. Buat jadi entrepreneur ya kita harus berpikiran terbuka dan pintar2 baca peluang usaha. Tapi walau udah nemu peluang, gak bisa jg langsung PD buka usaha. Banyak langkah yg harus dilalui, salah satunya ya dengan benar2 mengetahui kondisi pasarnya dulu. Tanpa pengetahuan tentang itu, strategi yang kita siapkan gak akan bisa maksimal! Ya jelaslah, kita kan gak tau kemana aja bisa jual, gimana cara promosiin, dsb..

Soal usaha keluarga saya, seperti yg sudah saya bilang, customer di bisnis ini adalah golongan ekonomi menengah atau ke bawah. Jangan samaratakan bahwa semua penduduk Indonesia ini sudah mampu buat beli tiket pesawat (meski harganya skrg relatif murah), juga jangan berpikir semua orang berani menghadapi ketinggian di udara. Selain itu, gak semua daerah yg ingin dituju oleh para penumpang kapal itu punya lapangan udara. Misalnya aja daerah2 di Kalimantan spt Kumai, Sampit, dll. Tau sendiri kan kalo Kalimantan tuh msh banyak sungai2. Kl naek pesawat mereka malah lebih repot krn dr kota harus menuju ke daerah tujuan itu lebih ribet (mungkin sih). Rata2 mereka tuh bawaannya seabrek2. Kl naek pesawat mgkn costnya sama kayak tiket satu manusia lagi. Kl naek kapal, asal bisa bawa sendiri sih setau saya gak kena biaya tambahan deh..

Ngomong2 soal lokasi, rumah saya di daerah Barito (yg utara). Org Semarang (non businessman) yg denger pasti agak memandang sebelah mata sama daerah ini. Memang sih sebagian besar penduduk di sini tingkat pendidikannya rendah, apalagi yg di perkampungannya, tp banyak yg sukses di usaha menengah (yg punya usaha di jalan rayanya). Bahkan waktu itu di sebuah media disebutkan tingkat perputaran uang di daerah ini cukup tinggi, sehari aja bisa mencapai ratusan juta rupiah. Itu kan data bbrp tahun lalu, tp menurut saya bisa saja sampe 1 milyaran lbh. Transaksi ticketing aja sehari bisa puluhan juta, apalagi yg pd punya usaha besi2/logam atau kayu, pasti lebih gedhe donk.

FYI, Jalan Barito itu di Semarang Timur, memanjang dari utara ke selatan. Ujungnya dr Kaligawe sampe Majapahit, yg kira2 5km. Di kanan kiri jalannya banyak toko2/kios kecil atau tempat usaha (yg terkesan semrawut) di sepanjang jalan itu.

Dulu saya sempet malu kl ditanya tinggal dimana. Tp skrg sih cuek aja (sambil bilang dalam hati: “blom tau dia..!”). But sempet seneng jg kl ada yg ngerti kl daerah ini memang lahan bisnis, kayak klien saya di ABS dulu, yg udah tua, dia pernah ditugasin di Smg, pas nanya saya tinggal dimana, trus dia bilang “wah hebat donk, pasti rumahnya dimana2 ada nih.” Halah Pak…dimana2 gimana :roll:

Balik lagi ke topik soal penentuan lokasi dan pemasaran, selaen karena lokasi saya gak jauh bgt dengan pasarnya, juga karena sistem pemasaran sini yang tidak menargetkan tinggi untuk pembeli langsung. Kalo orang dagang sih namanya borongan kali. Jd pelanggan2 kami yg utama ya para calo dan biro jasa or sub agen yg ngambil tiket dalam jumlah besar.

Oh iya, saya juga sebelumnya sempat belajar dari mantan (eh udah mantan blm ya?) kekasih saya yg kmrn. Kebetulan dia punya bbrp usaha jualan produk. Dulu saya sering nanya, knapa sih dia pilih lokasi di tempat sepi begitu, mana ada yg dateng mo beli. Dia trus jelasin soal lokasi dan target pasar juga. Pasar kita gimana, mo yang pelanggan eceran, apa sistem yg namanya agen or borongan gitu. Kalo targetnya adalah pembeli eceran, ya cari lokasi yang maksimal. Misalnya mo buka toko baju, ya di pusat perbelanjaan yg strategis, deket sama calon pembeli2 eceran gitu. Trus bikin display dan interior tempat semenarik mungkin. Tapi kalo targetnya adalah org2 yg mau jadi agen, or beli borongan yg butuh barang dikirim ke lokasi, ya kita bisa aja buka di tempat2 yg biasa aja, asal dengan cara promosi yang tepat. Misalnya pasang iklan di media peluang usaha, bikin situs webnya yg lengkap ttg tata cara jadi agennya, dsb.

Jadi sodara-sodari, penentuan lokasi dan strategi pemasaran itu memang sangat erat hubungannya! Hmmm saya tau saya memang blom banyak ngerti soal bisnis2an. Jadi kalo ada hal-hal di atas yg salah, tolong yg lebih ngerti bisa mengoreksi yah… :) Juga, saya masih harus banyak belajar soal stategi agar tetap survive di saat banyak usaha sejenis bermunculan.. :roll:

http://blog.faniez.net/2006/09/18/lokasi-dan-target-pasar/

3. Hal penting yang menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi usaha

Memilih tempat usaha yang bagus harus disesuaikan dengan business plan atau rencana bisnis, dan berikut ini beberapa hal penting yang menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi usaha:

1. Sebaiknya, lokasi usaha dilalui jalur dua arah. Paling ideal, lokasi sebaiknya di sisi jalan jalur orang pulang kerja. Ada keyakinan, orang pulang kerja lebih mungkin membeli sesuatu daripada orang yang tengah berangkat kerja. Jadi kita menggampangkan mereka mampir. Calon pembeli tak perlu mencari putaran jalan atau memutar memotong jalan.

2. Ada jenis lokasi lain banyak dipakai untuk membuka usaha dagang yaitu kios. Kios-kios bertebaran di pusat-pusat perbelanjaan, baik pasar tradisional maupun modern. Biarpun tempat-tempat seperti ini relatif ramai orang, jenis usaha yang Anda gelar di lokasi seperti itu juga harus sesuai dengan segmen pengunjung. Kebanyakan pengelola pusat belanja modern sudah menentukan alokasi jenis usaha

yang boleh buka ada di sana. Jadi, kita, calon pengusaha, tak bisa terlalu leluasa menggunakannya.

3. Sebelum menentukan mau menyewa atau membeli kios yang ada, periksa dulu jenis usaha apa yang boleh berada di sana. Jangan sampai kita membeli kios di lantai fashion, padahal berencana mau membuka depot es teler. Kalau akhirnya boleh, itu anugerah, karena dagangan kita bakal berbeda dengan kios lain sehingga peluang kita laku lebih besar. Tapi, kalau harus ikut-ikutan jualan baju yang belum kita ketahui juntrungannya, bisa berabe, kan?

4. Kalau lokasi kios incaran memang benar-benar ramai, jangan pusing dengan jenis usaha. Pakai saja kembali “rumus ATM”. Kalau Anda sudah menemukan pusat perbelanjaan yang ramai sekaligus ada kios yang lokasinya strategis, silakan berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan lain. Cari jenis usaha yang bisa kita tiru, tapi belum ada di lokasi kita. Survei, pelajari, lalu…kita buka usaha serupa.

5. Kalau Anda hanya mampu menyewa kios yang letaknya tak terlalu strategis, Anda mesti kreatif mencari jenis usaha yang cocok. Bisa untuk play station, pijat refleksi, warung jamu, atau bisa saja usaha hiburan. Pasti dicari orang meskipun berada di ujung jalan atau pojokan.

6. Anda harus mempertimbangkan calon pelanggan dengan lokasi yang dipilih. Kalau Anda hendak membuka salon kelas atas bertarif mahal, menyewa kios di pusat grosir belum tentu cocok. Orang yang datang ke tempat itu biasanya benar-benar hendak berbelanja, bukan jalan-jalan atau rekreasi. Lokasi di mal atau plasa mewah mungkin lebih cocok untuk itu. Sebaliknya, kalau Anda hendak buka kios jual beli ponsel bekas, mal kelas atas mungkin tidak cocok. Para pengunjung mal seperti itu sepertinya bakal malu kalau membeli atau menjual ponsel bekas. Toko atau dealer ponsel baru mungkin lebih cocok bertengger di sana.

7. Memilih pusat perbelanjaan pun kudu hati-hati. Kalau belum terbukti ramai—karena masih baru—periksa dengan teliti potensi pengunjung di sekitar lokasi. Contohnya, pusat grosir yang berdiri di daerah elit belum tentu sukses dan bakal ramai pengunjung. Sebab, penduduk di daerah elit cenderung enggan mendatangi lokasi seperti itu. Mereka lebih suka datang ke mal atau plasa mewah.

8. Kalau Anda menyewa ruko atau kios, pertimbangkan apakah perlu untuk direnovasi agar sesuai dengan usaha Anda.

9. Apakah tempat usaha yang dipilih dekat dengan tempat tinggal Anda? Hal ini untuk kenyamanan Anda sebagai pengusaha.

10. Apakah keramaian lokasi hanya musiman atau memang ramai karena tingginya tingkat kepadatan penduduk sekitar .

11. Apakah lokasi usaha berada pada daerah aman dengan tingkat kriminal yang rendah?

12. Kalau usaha Anda buka sampai malam hari, apakah penerangan di luar toko Anda sudah cukup terang untuk menarik pembeli dan membuat mereka merasa nyaman dan aman? Apakah Anda perlu memasang lampu hias untuk membuat toko Anda lebih cantik?

13. Apakah keberadaan usaha sejenis di dekat lokasi usaha Anda berpotensi merebut hati pelanggan Anda yang dapat merugikan bisnis yang Anda jalankan? Mampukah Anda bersaing dengan mereka?

14. Mudahkah tempat usaha Anda dijangkau oleh pembeli?

15. Apakah tempat parkir tersedia dan cukup untuk jumlah pelanggan yang menjadi target Anda?

16. Apakah supplier barang dagangan Anda merasa nyaman dengan lokasi usaha Anda?

17. Seandainya usaha Anda berkembang, apakah tempat usaha tersebut mampu mengakomodasi pertumbuhan tersebut?

http://arsipbisnis.wordpress.com/2008/09/06/lokasi-usaha/

2. Pertimbangkan dalam memilih lokasi

Cara Memilih Lokasi Usaha Yang Tepat. Salah satu keputusan yang sangat penting sebelum memulai usaha bisnis waralaba adalah memilih lokasi yang tepat dan strategis sebagai tempat usaha. Karena lokasi ikut berperan menentukan tingkat kesuksesan usaha Anda.

Memilih Lokasi Usaha

Jika tidak atau belum memiliki bayangan seberapa strategis lokasi yang ingin Anda pilih, sebaiknya meminta kepada franchisor untuk memberi gambaran tentang lokasi tempat usaha itu. Atau, mintalah nasehat kepada franchisor dimana sebaiknya lokasi yang tepat untuk usaha Anda.

Biasanya, franchisor melakukan studi (riset) pasar sebelum memberikan persetujuan kepada franchisee. Riset ini salah satunya mengenai trade area franchise untuk mengetahui secara demografis potensi usaha dan informasi yang berhubungan dengan lokasi/tempat belanja masyarakat. Tidak ada salahnya jika Anda meminta lebih rinci gambaran dan potensi lokasi yang direncanakan.

Berikut beberapa yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi.

1. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk menjadi salah satu indikator besarnya potensi pasar usaha yang ingin Anda geluti, meskipun hal ini belum menjadi ukuran final. Apakah bisa dijadikan sebagai tempat belanja masyarakat.

2. Penghasilan
Jika kepadatan penduduk tidak linear dengan daya beli masyarakatnya, maka berarti lokasi itu tidak tepat sebagai tempat/pusat perbelanjaan. Karena itu, perlu Anda cermati bagaimana penghasilan penduduk di area trade Anda. Apakah lingkungan dekat menyukai jika mereka ditawarkan produk dari usaha franchise atau pusat perbelanjaan yang Anda miliki?

3. Jumlah usaha
Adakalanya, lokasi yang dipilih merupakan pusat shopping (pusat shopping) atau sentra perdagangan. Nah, apakah banyaknya usaha berpengaruh kepada lokasi? Apakah tipe bisnis di area itu menggunakan produk atau service yang ditawarkan franchise?

4. Tempat
Ada beberapa tipe tempat yang bisa dipilih untuk usaha Anda seperti mal (shopping mall), sentra usaha, perumahan, pinggir jalan dan sebagainya. Anda perlu menanyakan, apakah kebanyakan franchisee yang sukses berada di lokasi franchise seperti di dalam mal, di bagian yang paling ramai, di bagian terpisah dari mal, stand atau bangunan tersendiri atau di sentra industri?

5. Jumlah Traffic
Berapa banyak kendaraan yang lalu lalang di lokasi itu per harinya? Apakah orang yang lalu lalang akan dapat melihat tanda bisnis (plang) Anda? Apakah lokasinya mudah diakses?

6. Pusat keramaian
Jika lokasi berada di bagian mal misalnya Mall Depok Town Square, kebanyakan pusat lalu lalang yang terbaik adalah di outlet-outlet makanan. Kadang-kadang, di seberang jalan mal juga menjadi tempat yang di penuhi orang lalu lalang dan biasanya harga sewanya juga lebih murah. Bisa juga lokasinya di rumah sakit, kampus atau di pusat-pusat orang datang.

7. Akses karyawan
Bisa saja lokasi yang jarak tempuhnya sangat jauh menjadi kontra produktif buat karyawan Anda. Karena itu, lokasi sebaiknya terbilang cukup dekat terutama bagi karyawan utama Anda. Misalnya Mall Depok Town Square.

8. Zona
Jika lokasi yang Anda pilih bukan daerah perdagangan semacam shopping mall atau tidak cocok dengan usaha Anda, sebaiknya tidak dipaksakan. Maka, perlu juga Anda menanyakan, apakah zona lokasi cukup pantas untuk bisnis Anda.

9. Kompetisi
Pertimbangkan juga tingkat kompetisi usaha yang ingin Anda jalankan. Jika di lokasi tersebut sudah jenuh dengan usaha yang menawarkan produk sejenis, bisa jadi lokasi itu menjadi tidak strategis buat Anda.

10. Appearance
Anda pasti ingin usaha Anda terlihat berwibawa dan lingkungan di sekeliling lokasi tidak mengganggu usaha franchise Anda. Tanyakan kepada franchisor, apakah area lokasi cukup bersih dan terkendali? Apakah lingkungannya juga cukup baik?
Selanjutnya, mintalah franchisor membantu Anda bernegosiasi untuk mendapatkan lokasi yang strategis dan harga sewa yang lebih murah. Karena bisa saja dalam kasus tertentu, usaha tersebut dibutuhkan, misalnya oleh real estat untuk menjaring pasar.

http://radenbeletz.com/cara-memilih-lokasi-usaha-yang-tepat.html

1. Metode-Metode Penentuan Lokasi Usaha

Lokasi usaha dapat ditentukan secara sembarang atau tidak sembarang. Tentu adalah jelas keberhasilan usaha dari karena lokasi yang ditentukan secara sembarang merupakan sebatas keberuntungan. Bersama keberuntungan usaha, ringkasan ini memberikan pengetahuan bagaimana cara menetukan lokasi usaha? Karena adalah nyata banyak usaha mengalami gulung tikar dari semata-mata lokasi yang sembarang. Metode factor rating. Metode ini memberikan suatu andasan penentuan lokasi dengan cara membubuhkan bobot terhadap faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan. Selain faktor-faktor kuantitatif seperti kapasitas, biaya, dan jarak dapat juga dinalisis faktor-faktor kualitatif seperti sikap masyarakat. Faktor kualitatif dikuantitatifkan untuk memudahan penilaian. Akan tetapi bias nilai sering terjadi dari masuknya subyektifitas. Keobyektifan mendasari pentingnya penilaian dilakukan oleh lebih dari satu orang dan hasilnya di rata-ratakan. Metode nilai ideal. Hampir sama dengan factor rating yang dibedakan hanya bobot menunjukan nilai ideal untuk setiap faktor. Sehingga, nilai maksimum setiap faktor tidak lain sama dengan nilai idealnya. Metode ekonomi. Metode ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama untuk memperoleh penilaian yang lengkap. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan cara membandingkan biaya total masing-masing alternatif lokasi. Sedangkan pendekatan kualitatif untuk membandingkan faktor-faktor ain yang tidak dapat diukur dengan rupiah seperti tersedinya tenaga kerja, dan aktifitas serikat buruh. Metode volume biaya. Metode penentuan lokasi usaha yang menekankan pada faktor biaya. Total biaya produksi diperbandingkan antar alternatif yang ada dimana lokasi berbiaya rendah dipilih. Analisis dalam prakteknya dapat dilakukan baik secara numerikal maupun secara grafis. Metode pusat gravity. Metode ini digunakan untuk memilih sebuah lokasi usaha yang mampu meminimalkan jarak atau biaya menuju fasilitas-fasilitas yang sudah ada. Mulanya di buat suatu peta berskala dari tempat-tempat yang akan di tuju dengan memilih titik sembarang sebagai pusat koordinat. Jarak antar tempat berasumsi garis lurus, dan biaya distribusi per unit produk per kilometer adalah sama. Metode transportasi. Pada prinsipnya metode ini mencari nilai optimal yang dapat diperoleh dengan mempertimbangkan pemenuhan demand dan supply pada biaya transportasi yang terendah.

http://id.shvoong.com/business-management/management/1688035-metode-metode-penentuan-lokasi-usaha/

5. Pengaruh Promosi Terhadap Penjualan

Ada banyak hal yang bisa mempengaruhi volume penjualan. Salah satunya adalah promosi. Sudah tahukah teman-teman Arti Promosi atau Pengertian Promosi itu? Siapa saja yang memerlukan Promosi? Kenapa Promosi itu Penting? untuk apa Promosi dilakukan? bagi yang belum sempat baca silakan baca dulu Gratis diartikel sebelumnya. Nah, kini lanjut saja Apa Pengaruh Promosi Terhadap Penjualan? Adakah hubungan antara promosi dengan penjualan? Jelas saja ada, karena kegiatan pemasaran memang sangat kompleks dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, seperti promosi dan penjualan hendaknya dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu laba atau keuntungan yang semaksimal mungkin. Promosi berfungsi untuk merangsang konsumen agar melakukan pembelian sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.

Pada umumnya perusahaan yang ingin mempercepat proses peningkatan volume penjualan akan melakukan kegiatan promosi melalui iklan, personal selling, pemasaran langsung ataupun yang lainya. Apabila volume penjualan dirasakan cukup besar sesuai dengan yang diinginkan serta cukup mantap, biasanya perusahaan menurunkan kegiatan promosi atau sekedar mempertahankannya. Akan tetapi seringkali terjadi penurunan penjualan sewaktu perusahaan menghentikan atau mengurangi kegiatan promosi. Hal ini disebabkan karena beberapa kemungkinan, misalnya konsumen kehilangan daya tarik, produk mulai terlupakan dan tergeser oleh produk pesaing yang masih gencar melakukan promosi dan lain-lainya.

Promosi memang sangat erat hubunganya dengan penjualan, semakin baik promosi yang dilakukan kemungkinan peningkatan volume penjualan juga semakin besar. Salah satu tujuan dari diadakannya promosi adalah untuk meningkatkan volume penjualan sehingga sudah tentu keduanya ada hubungan. Promosi berpengaruh terhadap penjualan. Promosi penjualan perlu dilakukan meskipun secara berkala agar produk tetap dikenal dimasyarakat atau konsumen sehingga volume penjualan tetap terjaga. Promosi tak perlu dilakukan bila dirasa tidak memberikan dampak keuntungan bagi usaha bisnis, namun kenyataannya promosi bisa bisa mempengaruhi penjualan, lah maka dari itu cobalah untuk mempromosikan usaha bisnis meskin hanya dengan hal-hal kecil saja, misalnya dengan memasang iklan di Blog BERITA'KU ini, baca lebih lanjut di Jasa Pembuatan Blog dan Pasang Iklan di Blog serta Menerima Order WEB/HOSTING , untuk kerjasama lebih lanjut kontak ke berbagi_ide@yahoo.com

http://beritawonganteng.blogspot.com/2010/04/pengaruh-promosi-terhadap-penjualan.html

4. Promosi Penjualan

Promosi penjualan terdiri dari kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk/jasa tertentu secara lebih cepat dan/atau lebih besar oleh konsu­men atau pedagang.

Sementara iklan menawarkan alasan untuk membeli, promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel, kupon, tawaran pengembalian uang, potongan harga, premi, hadiah, hadiah langganan, percobaan gratis, garansi, promosi berhubungan, promosi silang, pajangan dan demonstrasi di toko tempat pembelian); promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan dan pajangan, dan barang gratis); dan promosi bisnis dan wiraniaga (misalnya, pameran dan konvensi perdagangan, kontes untuk wiraniaga, dan iklan khusus).

Kiat promosi penjualan digunakan oleh sebagian besar organisasi, termasuk per­usahaan manufaktur, distributor, pengecer, asosiasi perdagangan, dan organisasi nir­laba.

Satu dekade yang lalu, rasio iklan terhadap promosi penjualan mencapai sekitar 60:40. Saat ini, di banyak perusahaan barang-konsumsi-kemasan, promosi penjualan merupakan 65 persen sampai 75 persen dari anggaran gabungan. Pengeluaran promosi penjualan telah meningkat sebagai persentase dari anggaran pengeluaran tahunan selama dua dekade terakhir ini.

Beberapa faktor memberikan kontribusi pada pertumbuhan pesat promosi penjualan, terutama dalam pasar konsumen. Faktor-faktor internal termasuk hal-hal berikut: Promosi sekarang lebih diterima oleh manajemen puncak sebagai alat penjualan yang efektif; semakin banyak manajer produk yang memenuhi syarat untuk menggunakan alat promosi penjualan; dan manajer produk berada di bawah tekanan keras untuk meningkatkan penjualan saat ini. Faktor-faktor eksternal mencakup hal-hal berikut: Jumlah merek yang bertambah; pesaing sering menggunakan promosi; banyak merek yang terlihat sama; konsumen semakin berorientasi-harga; perdagangan menuntut lebih banyak tawar-menawar yang diharuskan oleh produsen; dan efisiensi iklan telah berku­rang karena meningkatnya biaya, kekacauan media, dan hambatan hukum.

Pesatnya pertumbuhan media promosi penjualan telah menciptakan situasi keka­cauan prornosi, serupa dengan kekacauan iklan. Konsumen mungkin mulai jenuh, sehingga kupon dan media lain akan melemah kemampuannya dalam mendorong pembelian. Produsen harus mencari jalan untuk mengatasi kekacauan itu, misalnya, dengan menawarkan nilai kupon-penebusan yang lebih besar atau menggunakan pajangan atau demonstrasi di toko tempat pembelian yang lebih dramatis.

TUJUAN PROMOSI PENJUALAN

Alat promosi penjualan berbeda-beda dalam hal tujuan spesifiknya. Contoh gratis mendorong konsumen untuk mencoba, sementara jasa konsultasi manajemen gratis bertujuan untuk mempererat hubungan jangka panjang dengan seorang pengecer. Penjual menggunakan promosi tipe insentif untuk menarik pencoba baru, untuk menghargai pelanggan setia, dan untuk menaikkan tingkat pembelian ulang dari pemakai sesekali. Pencoba baru terdiri dari tiga jenis – pemakai merek lain dalam kategori yang sama, pemakai dalam kategori lain, dan orang yang sering berganti merek. Promosi pen­jualan sering menarik para pengganti merek, karena pemakai merek dan kategori lain tidak selalu memperhatikan atau bertindak berdasarkan promosi. Para pengganti merek terutama mencari harga yang murah, nilai yang baik, atau premi. Promosi penjualan tidak mungkin mengubah mereka menjadi pemakai merek yang setia. Promosi penjualan yang digunakan di pasar dengan kesamaan merek yang tinggi menghasilkan tanggapan penjualan yang tinggi dalam jangka pendek tetapi sedikit perolehan permanen dalam pangsa pasar. Dalam pasar dengan perbedaan merek yang tinggi, promosi penjualan dapat mengubah pangsa pasar secara lebih permanen. ‘Saat ini, banyak manajer pemasaran memperkirakan terlebih dulu apa yang perlu mereka belanjakan dalam promosi perdagangan, kemudian apa yang perlu mereka belanjakan dalam promosi konsumen. Sisanya mereka anggarkan untuk periklanan. Namun, ada bahayanya bila membiarkan iklan berada di belakang promosi penjualan karena iklan lebih bersifat membangun kesetiaan terhadap produk. Tetapi pertanyaan tentang apakah promosi penjualan itu memperlemah kesetiaan merek atau tidak ter­gantung pada interpretasi yang berbeda-beda. Promosi penjualan dengan potongan harga yang tak putus-putus, kupon, transaksi, premi, dan mutu yang meraung, bisa menurunkan nilai tawaran produk dalam pikiran pembeli. Pembeli tahu bahwa daftar harga itu umumnya fiktif. Tetapi sebelum meloncat ke kesimpulan tertentu, kita perlu membedakan antara promosi harga dan promosi nilai tambah. Contoh-contoh berikut ini menunjukkan bagaimana jenis promosi penjualan tertentu dapat secara aktual meningkatkan citra mereka

3. Promosi dalam Marketing yang Paling Dasar

Pemasaran merupakan sendi, atau Pokok induk dari sebuah perusahaan. Baik itu perusahaan berupa barang, atau pun jasa. Bagian dari sebuah pemasaran yang paling awal adalah pesan. Pesan melalui sebuah komunikasi. Pesan merupakan komunikasi yang harus bisa dijalankan dalam sebuah product. Misalnya calon pembeli sudah tahu produk kita, disitu sebuah citra atau image dari Produk yang akan kita pasarkan sudah ada komunikasi. Sudah ada pesan. Dan tentunya sudah ada daya tarik tersendiri dari pembeli tersebut. Entah itu positif atau-pun negatif. Itu perlu kita lakukan.

Kemudian adanya merk dagang. Itu perlu agar adanya Brand dari produk yang akan kita pasarkan mendapat respon. Branding dalam pemasaran itu penting. Kenapa perlu? Branding merupakan Baju, wajah atau-pun icon. Apabila produk kita sudah punya Brand terhadap calon pembeli, tentu saja pembeli akan selalu mengingat barang anda.

Dan yang paling penting, program promosilah yang merupakan saluran komunikasi yang utama terhadap calon pembeli. Ia akan membantu kita merencanakan program promosi yang efektif, jika kita tinjau sebentar teori komunikasi dan kita tunjuan penerapannya terhadap pengembangan strategi promosi.


Metode Promosi

Dalam mempromosikan sebuah barang atau produk, perlu yang namanya metode. Dan lebih penting lagi, jika dilakukan.
Alat-alat yang perlu dilakukan dalam promosi untuk membangun penjualan produk atau pun barang anda, Promosi yang efektif adalah sebagai berikut :

Iklan
yup.... gunakanlah layanan Iklan.
kenapa iklan? karena dengan menggunakan iklan, produk anda akan mudah dikenal oleh orang lain. Apabila lewat Offline, bisa menggunakan Koran ataupun majalah sebagai media promosi produk anda.

Dan apabila meinginginkan atau menggunakan online, sungguh mudah, gunakanlah layanan iklan gratis. Sungguh banyak layanan iklan yang menyediakan secara gratis. Dan bila perlu, gunakanlah website ataupun blog sebagai wadah anda dalam berpromosi produk anda. Itu sebagai contoh kecil saja.

Kewiraniagaan (personal selling).

Promosi Konsumen (Hadiah, Perlonmbaan, Penawaran kombinasi).

Metode yang bertujuan merangsang iklan dan promosi dealer.

Pameran dan eksibisi.

Resiporitas

Jaminan dan servis

Penawaran komperatitif.

http://www.ilmu-marketing.co.cc/2009/05/strategi-promosi-pemasaran.html

2. 5 Strategi Promosi Online Untuk Pembisnis Online Pemula

Sering ada yang bertanya, bagaimana cara efektif promosi secara online?

Bagi pebisnis online maupun pebisnis offline, promosi sudah pasti suatu keharusan. Dengan promosi diharapkan produk dikenal kemudian menghasilkan penjualan tinggi, dan konsumen datang berkali-kali pada anda.

Di online, melakukan promosi ada cara gratis dan ada yang berbayar. Namun bukan itu yang hendak saya bahas sekarang, melainkan strategi melakukan promosi online.

Bagaimana?

1. Jaring dari pelanggan anda. Kalau anda sebelumnya sudah pernah bisnis, anda pasti sudah punya pelanggan. Begitu anda mulai berbisnis online, kabarkan pada pelanggan anda tentang bisnis online anda itu. Ingat, sumber daya terbaik anda adalah para pelanggan anda.
Dengan menghubungi orang-orang yang sudah anda kenal, merupakan cara termudah dan ekonomis untuk membuat bisnis online pertama anda semakin kokoh.
Kalau anda sebelumnya belum pernah berbisnis, anda bisa jaring dari orang-orang yang anda kenal. Dari orang-orang di sekitar anda. Saat itu, mungkin ada orang yang akan meremehkan atau melemahkan semangat anda. Tapi anda tidak boleh mundur. Sebab anda akan buktikan kedahsyatan bisnis online itu. Seperti kutipan di Formula Bisnis Reviews: Masa depan adalah milik orang-orang yang melihat peluang sebelum peluang ini terlihat begitu jelas.
2. Keep contact. Bangun hubungan baik dengan para pelanggan anda. Buat anda selalu terhubungan dengan para konsumen anda. Mengirimkan newsletter blog terbaru dan membuat halaman di Facebook adalah cara yang baik membuat anda selalu terhubung dengan pelanggan.
3. Jaring prospek baru. menjaring prospek baru sudah tentu suatu keharusan dalam bisnis. Anda pasang iklan, arahkan ke website yang memiliki squeeze page (kotak penjaring kontak email). Selanjutnya anda bisa lakukan atau dekati prospek berulang-ulang. Lebih lengkap tentang building list ini saya terangkan di Formula Bisnis.
4. Dorong produk laris anda. Kalau anda punya beberapa produk, lihat produk apa yang paling laris. Dorong produk tersebut untuk lebih maju lagi. Jangan ragu sisihkan dana untuk berpromosi. Jadikan produk anda yang terbaik di niche anda.
5. Punya website yang efektif. Punya situs web yang terpenting bukan indahnya, tapi efektifnya. Ukurannya sederhana: sejauh mana situs web yang sudah anda buat mampu menghasilkan penjualan.
Kalau belum, lihat apakah situs web anda cepat diakses. Kedua, isinya jelas. Jelas apa yang anda jual, jelas bagaimana cara menghubungi anda. Sudah tentu alamat email, YM, atau nomor telepon wajib terpampang.
Pajang penghargaan dan tampilkan testimoni. Ini akan membangun kredibilitas bisnis dan kepercayaan bisnis untuk bisnis online anda.

http://www.jokosusilo.com/2010/02/02/5-strategi-promosi-online-untuk-pebisnis-online-pemula/